Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki dua macam pola atasan dan pola bawahan. Pola atasan disebut induk kalimat dan pola bawahan disebut anak kalimat. Kedua kalimat itu biasanya dihubungkan dengan konjungsi subordinatif, seperti kalau, ketika, meskipun, sedangkan, dan karena.

Proses terbentuknya kalimat majemuk bertingkat ini dapat dilihat dari dua sudut yang bertentangan. Pertama, dipandang sebagai hasil proses menggabungkan dua buah kalimat atau lebih, di mana kalimat yang satu dianggap sebagai kalimat atasan atau kalimat utama (dalam peristilahan tradisional disebut induk kalimat), sedangkan yang lain disebut kalimat bawahan (dalam peristilahan tradisional disebut anak kalimat).
Misalnya pada kalimat Nenek membaca komik ketika kakek tidak ada di rumah berasal dari kalimat Nenek membaca komik dan kalimat Kakek tidak ada di rumah. Lalu, kedua kalimat itu digabungkan dengan kalimat nenek membaca komik sebagai kalimat utama, dan kakek tidak ada di rumah sebagai kalimat bawahan; dan keduanya mempunyai hubungan kewaktuan, yakni waktu yang sama. Kemungkinan untuk menjadikan kalimat kakek tidak ada di rumah menjadi kalimat utama dan kalimat nenek membaca komik menjadi kalimat bawahan juga bisa.
Pandangan kedua, konstruksi kalimat subordinatif itu dianggap sebagai hasil proses perluasan terhadap salah satu unsur kalimatnya. Umpamanya, kalimat Nenek membaca komik ketika kakek tidak ada di rumah adalah berasal dari, misalnya, frase tadi pagi dalam kalimat NeNek membaca komik tadi pagi. Jadi, jelasnya frase tadi pagi diluaskan (lebih tepat dideskripsikan) menjadi ketika kakek tidak ada di rumah. Konsep perluasan unsur kalimat ini dibicarakan secara luas oleh Alisjahbana (1983). Beliau menyatakan semua unsur kalimat dapat diperluas untuk dijadikan anak kalimat, sehingga muncullah istilah anak kalimat pengganti subjek, anak kalimat pengganti predikat, anak kalimat pengganti objek, anak kalimat pengganti keterangan waktu, dan sebagainya.

a. Kalimat majemuk bertingkat pengganti subjek.
Bagian kalimat yang mengalami perluasan adalah subjeknya.
Contoh:
Rini menjuarai lomba baca puisi tingkat kabupaten.
Rini dapat diperluas menjadi:
Anak pedagang sayur itu menjuarai lomba baca puisi tingkat kabupaten.
          
b. Kalimat majemuk bertingkat pengganti predikat.
Unsur kalimat yang diperluas adalah predikatnya.
Contoh:
Pak Poniman guru di sebuah SD negeri.
Guru pada kalimat di atas diperluas menjadi:
Pak Poniman adalah orang yang mengajar murid-murid di sebuah SD negeri.                                                                                        
c. Kalimat majemuk bertingkat pengganti keterangan.
Contoh:
Paman datang kemarin.
Kemarin pada kalimat di atas diperluas menjadi:
Paman datang ketika saya sedang menonton TV.
           
d. Kalimat majemuk bertingkat dengan perluasan objek.
Contoh:
Ibu mengatakan sesuatu
Sesuatu pada kalimat di atas diperluas menjadi:
Ibu mengatakan bahwa ayah akan pergi ke Surabaya.

Cara penulisan kalimat majemuk bertingkat:
a.    Jika induk kalimat mendahului anak kalimat, tidak boleh menggunakan tanda koma.
Contoh:
Ia tidak jadi berangkat karena hari hujan.

b.   Jika anak kalimat mendahului induk kalimat, harus menggunakan tanda koma di antara anak kalimat dengan induk kalimat tersebut.
Contoh:
Karena hari hujan, ia tidak jadi berangkat.

Soal dan Pembahasan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan dua kalimat berikut!
a.   Kakak belajar hingga larut malam.
b.   Kakak sedang demam.

Penggabungan dua kalimat tersebut agar membentuk sebuah kalimat majemuk bertingkat yang tepat adalah ...
A. Kakak belajar hingga larut malam sehingga kakak sedang demam
B. Kakak belajar hingga larut malam meskipun sedang demam.
C. Kakak belajar hingga larut malam kalau sedang demam.
D. Kakak sedang demam dan kakak belajar hingga larut malam.

Jawaban: B
  Kedua kalimat ini dapat digabungkan sehingga menjadi kalimat majemuk bertingkat karena ada pertalian makna. Mengingat bahwa kedua kalimat ini secara semantis mempunyai makna yang berlawanan, maka kata tugas yang digunakan adalah meskipun. Gabungannya menjadi kalimat yang berbunyi "Kakak belajar hingga larut malam meskipun sedang demam” Kalimat majemuk semacam ini lazim disebut sebagai kalimat majemuk bertingkat dengan konsesif. Artinya, kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai hubungan berlawanan.

2. Olif bermain bola kemarin.
Jika kalimat tersebut diberi perluasan subjek, maka kalimat majemuk bertingkat yang terbentuk adalah ...
A. Wanita berambut lurus itu bermain bola kemarin.
B. Olif melakukan kegiatan melempar dan menangkap bola kemarin.
C. Olif bermain bola ketika Irwin bermain layangan
D. Wanita itu melakukan kegiatan melempar dan menangkap bola ketika Irwin bermain layangan.

Jawaban: A
Kalimat tunggal yang diberi perluasan subjek berarti kata yang menduduki fungsi subjek diperluas sehingga membentuk suatu klausa baru. Subjek pada kalimat ”Olif bermain bola kemarin” adalah ”Olif”. Kata ”Olif” dapat diperluas seperti pada pilihan A.
Kalimat B mendapat perluasan predikat.
Kalimat C mendapat perluasan keterangan.

Kalimat D mendapat perluasan predikat dan keterangan.



EmoticonEmoticon