Cinta memiliki dua unsur, yaitu pengorbanan tanpa henti dan tanpa
tendensi serta menghilangkan sikap egois dan individualisme. Setiap lelaki yang
ingin mendapatkan hati wanita harus sungguh-sungguh menerapkan kedua unsur
tersebut. Sebuah cinta yang indah akan rusak apabila dinodai dengan keegoisan
dan individualisme.
Gambar oleh life.idntimes.com |
Jadi, yang paling dibutuhkan oleh seseorang yang ingin
memperoleh cinta adalah berkorban dan bekerja keras tanpa pamrih. Dalam usaha
memperoleh cinta, tidak perlu mengharapkan wanita yang dicintai membalas
perbuatan itu. Sebab apabila keinginan tidak terwujud hanya penyesalan yang
akan dirasakan. Namun, apabila wanita yang dicintai membalasnya berarti ikatan
cinta telah terhubung dan perjuangan itu telah membuahkan hasil.
Apabila seorang suami
mencintai istrinya dengan sepenuh hati, sekecil apa pun seorang istri tidak
akan membebani suaminya. Oleh karena itu, cintailah istrimu dengan sepenuh hati
tanpa paksaan karena cinta tidak pernah memaksa, tetapi penuh dengan
keikhlasan.
Biasanya, wanita lebih menyukai lelaki yang murah hati sebab
lelaki yang murah hati pasti ikhlas memberikan kasih sayangnya kepada wanita. Wanita
juga menyukai lelaki yang pemberani. Lelaki pemberani merupakan dambaan setiap
wanita sebab wanita sangat senang dilindungi. Lelaki yang pemberani pasti bisa menjaga
wanita yang dicintainya dari bahaya.
Wanita akan tertarik dengan lelaki yang memiliki sifat-sifat
yang diharapkan oleh Islam. Apabila seorang lelaki memiliki sifat yang
diharapkan oleh Islam maka ia akan mendapatkan kesempatan untuk memasuki hati
wanita.
Banyak anggapan yang beredar bahwa wanita hanya mendambakan harta
dan kedudukan dari suaminya. Tentu saja anggapan ini salah. Wanita lebih
mementingkan hati daripada kekayaan.
Pada kenyataannya, banyak istri yang memilih untuk pergi dari
suaminya karena tidak menemukan sosok lelaki yang tidak memiliki hati di dalam
diri suaminya. Mereka memang merasakan kebahagiaan lahiriah dengan kemewahan dan
kegelimangan harta. Namun, batin mereka tersiksa karena tidak mendapatkan kasih
sayang seutuhnya dari suami.
Oleh karena itu, wanita selalu mencari sosok lelaki yang
memiliki hati yang tulus untuk mencintainya. Wanita memiliki prinsip di dalam
hidupnya bahwa saling membagi cinta lebih berharga daripada mendapatkan harta
dan kemewahan. Mereka lebih senang hidup sederhana, tetapi penuh dengan cinta.
Kehidupan rumah tangga yang dibangun dengan pondasi cinta akan
penuh dengan kedamaian. Kehidupannya akan berjalan dengan mulus tanpa banyak
kendala. Segala cobaan yang datang menerpa pun dapat diatasi dengan kanaah. Rumah
tangga yang dibina akan menjadi rumah tangga Islami yang penuh dengan kasih
sayang. Dengan berpondasikan cinta kasih, suami dan istri akan menemukan surga
yang mereka idam-idamkan dalam diri pasangannya.
Dalam kehidupan masyarakat, kita bisa melihat bahwa seorang
gadis dan pemuda desa lebih mampu mencintai pasangannya dengan tulus dibandingkan
gadis dan pemuda kota. Hal ini disebabkan hati gadis desa masih polos dan belum
pernah tersentuh oleh pemuda mana pun.
Ketika menikah pun, pemuda desa bukan hanya menikahi gadisnya
secara lahiriah, tetapi juga menikahi hatinya. Begitu juga dengan si gadis.
Gadis itu menyerahkan seluruh hatinya kepada si pemuda dengan tulus. Mereka
masing-masing menjadikan cinta mereka sebagai landasan untuk menikah.
Sementara, jika kita melihat pemuda dan gadis yang hidup di
perkotaan pada zaman modern ini, mereka hanya menggunakan cinta untuk
kesenangan. Mereka berkali-kali jatuh cinta. Keseringan itu pun membuat mereka
tidak lagi merasakan cinta yang sesungguhnya. Rasa cinta itu lama-kelamaan
menjadi hampa. Pada saat menikah pun mereka hanya ingin memperlihatkan
identitas sebagai lelaki dan wanita. Mereka menikah dengan tujuan tertentu. Cinta
menjadi urusan belakangan.
Gadis dan pemuda kota yang dimaksud di atas bukanlah semua
gadis dan pemuda yang tinggal di kota. Itu hanya sebutan saja. Gadis dan pemuda
yang dimaksud adalah orang-orang yang tidak peduli dengan agama dan tidak
memiliki pendidikan yang baik. Dewasa ini, banyak sekali kita temukan
orang-orang seperti ini.
Fenomena seperti ini dapat menjadi penyebab rusaknya hubungan
cinta. Pernikahan yang tidak dilandasi dengan cinta hanya mendatangkan
permasalahan. Banyak istri yang melarikan diri dari suaminya karena tertarik
dengan lelaki lain. Begitu pun sebaliknya, para suami juga mulai tidak
merasakan kehangatan cinta dari istrinya sehingga lebih memilih wanita di luar
rumah. Perceraian pun terjadi di mana-mana dan banyak wanita yang menjadi
janda. Kasus perceraian pun semakin meningkat, sedangkan kelestarian rumah
tangga semakin berkurang.
Fenomena seperti ini menyebabkan kaum wanita tidak sempat
menikmati manisnya cinta. Mereka hanya merasakan kenikmatan sesaat yang mereka
pikir itu adalah cinta. Setelah itu, mereka seperti terbuang dan seolah cinta
itu tidak ada artinya lagi. Hati mereka yang terluka itu akan memerlukan waktu
yang lama untuk memperbaikinya.
Setiap lelaki pasti menginginkan rumah tangga yang ia bina
berkembang menjadi rumah tangga yang sakinah. Pada saat menikahi seorang
wanita, ia sangat yakin di dalam pikirannya bahwa wanita itu adalah wanita yang
benar-benar ia cintai dan mencintainya juga. Ia pun mengungkapkan perasaannya
dengan tutur kata yang penuh dengan kelembutan dan keromantisan. Namun, ucapan
itu hanyalah sebatas ucapan. Ucapan itu tidak memiliki kesungguhan cinta.
Pada saat seorang suami menyadari bahwa rumah tangganya mulai
diterpa cobaan, ia akan berusaha untuk tetap mempertahankannya. Ia juga akan
berusaha menyembuhkan hati istrinya yang terluka. Namun, apabila pernikahan itu
sudah tidak dapat dipertahankan lagi, seorang suami akan sadar bahwa ia telah
kalah dalam pertarungan. Peristiwa ini akan mengarah kepada pertengkaran yang
dapat berujung dengan perceraian.
Oleh karena itu, agar pernikahan yang
dibina tidak perlu berakhir dengan perceraian, masalah percintaan ini perlu
dibina sejak masih muda. Jangan terlalu banyak bermain dengan cinta. Terlalu
banyak bermain cinta dapat menyebabkan cinta yang tertanam menjadi pudar.
Ketika pernikahan sudah di depan mata, cinta bukan lagi sesuatu yang spesial. Pernikahan
yang tidak dilandasi oleh rasa cinta tidak akan berjalan dengan mulus. Pada
akhirnya hanya berakhir pada perceraian.
Peran orangtua juga sangat penting
dalam hal ini. Sebaiknya orangtua menjaga agar anak mereka tidak terlalu sering
bermain-main cinta. Hal ini harus ditanamkan sejak kecil. Sesungguhnya, seorang
anak tidak lahir dengan perangai yang buruk. Sifat dan karakter yang terbentuk
di dalam dirinya terbentuk karena lingkungan.
Apabila orangtua tidak peduli dengan
perilaku anaknya ketika remaja berarti ia telah menjerumuskan anaknya sendiri
untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Seorang remaja yang masih rapuh
hatinya akan mudah terjerumus ke dalam lembah kegelapan. Di sinilah orangtua
harus berperan serta agar anak-anaknya tidak menghilangkan kesucian hati
mereka. Jangan sampai kesucian hati itu ternoda karena orangtua yang lalai
terhadap anaknya.
Pernikahan tidak akan berjalan mulus
dan menjadi sakinah jika tidak dilandasi rasa cinta. Namun, tidak semua orang
mampu mencintai pasangannya dengan sungguh-sungguh. Pernikahan yang terjadi
bukan karena cinta hanya akan berakhir dengan penyesalan. Oleh karena itu,
jangan pernah memaksa seseorang untuk menikah jika ia tidak mencinta sebab
cinta tidak pernah memaksa.
EmoticonEmoticon