Partikel
-lah dipakai dalam kalimat perintah atau kalimat berita. Berikut adalah
kaidah pemakaiannya.
a)Dalam kalimat perintah, -lah dipakai
untuk menghaluskan nada perintahnya.
Contoh:
- Ambillah hartaku jika itu akan membuatmu bahagia!
- Bawalah sepatu ini sekarang!
- Kemasilah pakaianmu malam ini!
) Dalam
kalimat berita, -lah dipakai untuk memberikan ketegasan.
Contoh:
a)
Akulah yang membawa buku itu.
b)
tidaklah
pantas
berpendidikan seperti dirimu berbicara seperti itu.
c)
Karyawanlah
yang paling
merasakan kerugian perusahaan tersebut.
2.
Partikel -kah
Partikel
-kah kadang bersifat manasuka dan kadang bersifat wajib. Hal ini
bergantung pada jenis kalimatnya. Berikut ini adalah kaidah pemakaiannya.
1). Partikel
–kah membentuk kalimat mala .
Penambahan Partikel –kah akan menjadikan suatu
kata menjadi kata mala .
Contoh:
a) Ibukah
yang membuka
jendela itu?
b) Akankah Rosi pulang mala mini?
2.).Jika dalam kalimat tanya sudah ada kata tanya
seperti apa, siapa, bagaimana, dan sebagainya, maka -kah bersifat
manasuka (boleh ada boleh tidak). Pemakaian -kah pada kata tanya akan
menjadikan kalimat tersebut lebih formal dan sedikit lebih halus.
Contoh:
a) Siapakah
yang akan
menjemputku pulang?
b)
Apakah
orang itu akan
bertanggung jawab?
c)
Bagaimanakah keadaanmu saat ini?
3. Partikel
-tah
Partikel
-tah dipakai dalam kalimat tanya yang sesungguhnya tidak memerlukan
jawaban. Partikel -tah banyak dipakai dalam sastra lama.
Contoh:
a) Apatah
arti kesedihan itu dibanding kepedihanku?
b2) Siapatah
gerangan orang yang mau menolongku?
4. Partikel pun
Partikel
pun hanya dipakai dalam kalimat berita. Kaidah pemakaiannya adalah
sebagai berikut.
1)
Pun
dipakai untuk
mengeraskan arti kata yang diiringinya. Pun juga bisa berarti 'juga'.
Dalam tulisan, penulisan pun dipisahkan dari
kata yang mendahuluinya.
Contoh:
a)
Mereka
pun akhirnya setuju
dengan usul kami.
b)
Yang tidak
perlu pun dibelinya.
c)
Siapa
pun yang tidak
setuju pasti akan diawasi.
d) Akhirnya, saya dan adik pun ikut
2) Partikel
pun pada konjungsi ditulis serangkai, misalnya walaupun, meskipun,
kendatipun, adapun, sekalipun, biarpun, sekalipun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, kalaupun, maupun, dan sungguhpun.
Namun, berhati-hatilah dengan kata sekalipun. Menurut KBBI Kata sekalipun adalah kata penghubung untuk menandai perlawanan makna; sungguhpun; meskipun.
Contoh:
a). Sekalipun wajahnya menyeramkan,
hatinya selembut sutra.
b). Sekarang
perhatikan kalimat berikut ini.
c). Kami
belum pernah sekalipun berpisah.
3) Karena ditulis serangkai, kata sekalipun pada kalimat tersebut boleh kita ganti dengan kata walaupun. Namun hasilnya menjadi kalimat yang tidak bermakna.
Kami
belum pernah walaupun berpisah.
4) Partikel pun yang ada pada kalimat tersebut seharusnya ditulis terpisah sehingga frasa “sekali pun” menjadi selaras maknanya dengan konteks kalimat keseluruhan, yakni berarti 'satu kali saja'. Sehingga kalimat di atas seharusnya ditulis:
4) Partikel pun yang ada pada kalimat tersebut seharusnya ditulis terpisah sehingga frasa “sekali pun” menjadi selaras maknanya dengan konteks kalimat keseluruhan, yakni berarti 'satu kali saja'. Sehingga kalimat di atas seharusnya ditulis:
Kami
belum pernah sekali pun berpisah
artinya: Kami belum pernah satu kali saja
berpisah.
EmoticonEmoticon