Mulyoto Pangestu adalah seorang dosen di
UNSOED Purwokerto dan Monash, Australia. Temuannya – teknik penyimpanan sperma
pada suhu ruangan- merupakan kemajuan besar dalam bidang reproduksi. Apalagi,
teknik ang digunakan oleh Mulyoto sangat murah, hanya Rp 2500 saja.
Pria kelahiran Pekalongan ini adalah
seorang dosen sekaligus peneliti. Ia menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 1
Tegal, Fakultas Peternakan Unsoed Purwokerto, dan Agricultural & Forestry di University of
Melbourne. Ia meraih gelar magister dan doktoralnya di Monash University,
Australia.
Riset Mulyoto Pangestu tentang upaya
pembekuan sperma hewan dengan cara sederhana dan murah telah mengantarnya
meraih penghargaan tertinggi (Gold Award) dalam kompetisi Young Inventors
Awards, yang diadakan majalah The Far Eastern Economic Review (FEER) dan
Hewlett Packard Asia Pasifik. Penemuan Mulyoto sangat berguna bagi para ilmuwan
dan dokter di negara sedang berkembang yang kekurangan biaya untuk mengadakan
peralatan pendingin.
Selama ini, teknik pengawetan sperma dilakukan dengan metode cold storage yang menggunakan behan pendinginnnitrogen cair yang mahal dan berbahaya di mana nitrogen cair harus selalu pada suhu di bawah 196 derajat Celcius. Dengan penemuan Mulyoto ini, penyimpanan menjadi lebih mudah dan lebih murah.
Untuk pembuahan, sperma yang diawetkan
ini harus disuntikkan ke dalam sel telur. Teknik ini dikenal dengan nama
Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) dan sudah banyak digunakan pada
pembuatan bayi tabung manusia. Hasil penelitian ini sangat berguna, terutama
karena murahnya.
EmoticonEmoticon